<<=== Wellcome to Oil and Lubricant Website ===>>
<<=== Selamat Datang di Website BMP ===>>

Pelumas (2)

Oli dasar (Base Oil) dan Additif



Pelumas adalah komposisi yang terdiri dari pelumas dasar (base oil) dan additif.


1. Base oil/pelumas dasar. Bahan baku utama pelumas/proporsi terbesar.


a. Base oil mineral (minyak bumi).

b. Base oil sintetis (buatan/zat kimia). Dihasilkan dari sintesa senyawa


kimia shg dihasilkan base oil sesuai kinerja yg diharapkan.
Contoh : PAO, Polyglycol, Polyester dll.

b. Aditif (zat kimia tambahan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yg diinginkan). Beberapa macam additif dalam pelumas dan fungsinya :

1) Aditif Detergen/Dispersion (Detergent/Dispersion Additives)
adalah aditif yg berguna utk menjaga kebersihan bagian komponen mesin yang dialiri pelumas.

2) Aditif Anti Oksidasi (Anti Oxidants Additives)
adalah aditif yg berfungsi mencegah pelumas bereaksi dgn oksigen (pelumas akan mengental) shg kondisi pelumas tetap seperti semula.


3) Aditif Anti Aus (Anti Wear Additives)
aditif ini berfungsi mengurangi keausan pada permukaan logam yg bergesekan dgn melakukan reaksi kimia membentuk lapisan film pada permukaan logam, shg usia dan daya tahan komponen lebih lama.

4) Aditif Pencegah Karat/Korosi (Rust and Corrosion Inhibitors)
berfungsi menetralkan terbentuknya asam yg terjadi selama pembakaran.

5) Aditif Anti Buih (Anti Foam)
berguna mencegah terbentuknya buih pada pelumas yg menyebabkan berkurangnya kemampuan melumasi dan mendinginkan mesin.

6) Aditif yang menentukan titik tuang (Pour Point Depressants)
dengan menjaga titik tuang, terutama pada temperatur rendah kekentalan pelumas bisa dipertahankan sehingga masih mengalir saat dingin. Dengan begitu mesin gampang dihidupkan pada waktu pagi, selain itu pelumas bisa mencapai bagian mesin yg dilumasi dengan mudah.

7) Aditif yang meningkatkan indeks kekentalan (Viscosity Index Improvers)
berguna menjaga tingkat kekentalan pelumas agar tidak berubah meski suhu mesin tinggi shg pelumas tetap optimal kerjanya.

8) Aditif Friction Modifier
berfungsi meningkatkan kelicinan pelumas.
Proses Blending/Pelumas.

a. Base oil dan additif dicampur dgn komposisi tertentu (berdasarkan formula/resep).

b. Campuran diaduk selama waktu tertentu dan suhu tertentu sampai dgn homogen (proses blending).

c. Contoh pelumas diambil untuk dianalisa laboratorium (lube quality check).

d. Pelumas hasil blending siap diisikan ke pembungkus drum/lithos setelah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

- Base oil/oli dasar sesuai dgn sifat dasarnya tidak mudah rusak (karena proses pembentukkannya mengalami tekanan yang luar biasa).

- Yang mudah rusak atau terbatas umurnya adalah additif, shg baik tidaknya sebuah produk pelumas lebih ditentukan kandungan additifnya (shg produsen oli berlomba menghasilkan formula additif yg kian lengkap).

- Aditif yang bisa “kurang/habis” kemampuannya setelah sekian lama digunakan akan berakibat fungsi pelumasan akan berkurang sehingga pelumas perlu diganti.


9. Karakteristik Pelumas.

a. Viscositas index/tingkat kekentalan (SAE) :
Bilangan tahanan alir pelumas terhadap perubahan suhu tertentu.

1) Satuannya Centistokes (Cst).

2) Dinyatakan dalam SAE (Society of American Enginering) viscosity grade dan ISO VG.

3) Makin besar angka viscositas index maka makin stabil viskositas pelumas tersebut terhadap perubahan suhu.

b. Pour Point/titik tuang :
Suhu terendah dimana pelumas masih dapat mengalir (untuk memudahkan menghidupkan mesin pada suhu rendah).

c. Flash Point/titk nyala :
Suhu terendah dimana pelumas dapat menguap dan akan menyala sesaat bila didekatkan pada api (untuk kepentingan safety penyimpanan dan pemakaian).

d. Colour/warna.
Warna pelumas dalam keadaan normal tidak ada hubungannya dengan sifat- sifat pelumasan.